Senin, 30 September 2024

Siswa Pendidikan dan Pembentukan Bintara (Diktukba) Inklusif Polri dari jalur disabilitas, Rendi Arif Pratama, kini menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumatera Utara (Sumut). Rendi merupakan atlet paralimpik cabang olahraga atletik.

Pemuda 17 tahun ini mengatakan dirinya ingin mengikuti jejak Sang Ayah sebagai abdi negara. Ayahnya merupakan prajurit TNI AD yakni Sersan Kepala (Serka) Hendri Saputra. 

“Saya ingin seperti ayah saya, menjadi abdi negara. Awal sebelum Polri membuka penerimaan anggota disabilitas, cita-cita saya jadi guru,” kata Rendi di SPN Polda Sumut, Hinai, Langkat, Sumut pada Minggu (29/9/2024).

Peraih medali perunggu cabang olahraga lari cepat 100 meter Peparpernas X 2023 ini menceritakan antusiasmenya saat tahu Polri membuka kesempatan untuk penyandang disabilitas menjadi seorang polisi. Kala itu dia membuka media sosial TikTok, dan melihat unggahan perihal kebijakan inklusif Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam penerimaan anggota, yaitu merekrut penyandang disabilitas.

“Awalnya saya lagi scroll media sosial, TikTok. Lalu saya jumpa FYP bahwa ada pembukaan siswa Bintara Polri untuk khusus disabilitas. Lalu saya langsung bilang ke orang tua bahwasanya ada pembukaan Bintara Polri untuk disabilitas.  Dan orang tua langsung mendukung dan kami mencari informasi lebih lanjut dengan pergi ke Polres Deli Serdang,” cerita Rendi yang juga peraih medali emas cabor Lempar Lembing Peparprov II Sumut.

Sesampainya di polres, personel SDM setempat lalu berbincang terkait persyaratan pendaftaran Bintara Polri jalur disabilitas. Singkat cerita, Rendi akhirnya mendapat nomor pendaftaran dan mengikuti serangkaian tes masuk Bintara Polri hingga dinyatakan lolos seleksi.

“Saat itu saya menyiapkan fisik saya, contohnya berenang dan berlari. Kemudian belajar untuk tes akademik,” ucap sulung dari tiga bersaudara ini.

Rendi sejak kecil mengaku berjuang untuk mandiri dan memilih menghadapi perundungan dari teman-temannya. Rendi lalu menyadari dirinya harus semangat dan 'bangkit' dari kondisi tersebut.

“Saya waku masih kecil saya pikir saya tidak disabilitas, saya pikir saya normal. Saya tahu saya disabilitas setelah teman-teman saya bilang saya cacat kelas 3 SD. Saya diejek teman saya. Kelas 6 juga saya diejek satu kelas, akhirnya saya ngadu. Lalu saya berpikir apakah saya harus selalu sedih? Jawabannya ‘tidak’. Saya melihat (penyandang) disabilitas yang lain, jadi saya harus lebih semangat dari mereka,” ungkap peraih medali perak cabang olahraga Lempar Cakram Peparprov II Sumut ini.

Dia bercerita ibunya pernah menguncinya di dalam sebuah ruangan. Dan ruangan itu, sambung Rendi, baru akan dibuka ibunya jika Rendi sudah bisa memakai baju sendiri. Rendi menuturkan hal tersebut merupakan salah satu cara ibunya mendidiknya untuk mandiri.

"Nggak lama saya ketuk (pintu) dari dalam, saya bilang sudah berhasil pakai baju sendiri. Ibu menangis terharu," kata Rendi.

Rendi yang juga meraih medali perak di cabor Tolak Peluru Peparprov II Sumut ini menyampaikan kedua orang tuanya selalu melapangkan dadanya, dan memberi motivasi dirinya bisa mencapai cita-cita. Rendi menyebut kedua orang tuanya selalu menyebut dirinya anak istimewa.

“Kata orang tua, ‘Sabar saja, ini jalan kamu, ini takdir kamu. Tapi yakinlah suatu hari kamu bakal jadi apa yang kamu mau’. Motivasi lainnya, ‘Kamu itu istimewa, jadi jangan berkecil hati kalau diejek. Kamu lebih daripada yang lain, kamu itu istimewa’,” ungkap Rendi.

Rendi mengatakan sedari kecil juga ayahnya telah membekali dirinya dengan pengetahuan, semisal terkait komputer. Rendi menuturkan dia memiliki kemampuan di bidang komputer, sehingga dia yakin selain prestasi atletik, kemampuannya itu dapat memberi kontribusi untuk Polri.

“Mereka (orang tua) memberikan contoh agar saya tidak lemah atau dimanja-manja. Saya selalu dibuat mandiri. Saya yakin dengan kemampuan komputer saya dan saya yakin bisa bermanfaat untuk Polri,” ujar Rendi.

Pertama masuk SPN Polda Sumut sebagai siswa Bintara, Rendi mengaku kaget dengan kehidupan yang serba cepat, disiplin dan tegas. Namun di sisi lain dia terkesan dan bersyukur.

“Yang paling terkesan waktu saya datang kemari (SPN Polda Sumut), waktu disuruh cepat-cepat pakai baju dan sepatu. Saya merasakan, ‘Oh begini sekolah polisi’. Lama saya terbiasa. Dan kalau dulunya saya ngomong lemah lembut, sekarang saya berani tegas. Saya juga dulu tidak rapih dalam pakaian, sekarang sudah lebih rapih,” ucap Rendi. 

Rendi pun bersyukur karena dia diperlakukan sama oleh siswa lainnya. Dia merasa diperlakukan setara.

“Di lingkungan SPN saya merasa rekan-rekan dan pengasuh, terutama pengasuh tidak ada bedakan satu dengan yang lain. Mau saya begini, mau saya begitu, sama di sini semua, rata,” kata remaja berusia 17 tahun ini.

Diketahui, Polri melalui Biro Pengendalian Personel SSDM Polri, merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024 ini. Mereka terdiri dari 3 siswa Bintara perempuan dan 13 laki-laki.

Rekrutmen kelompok disabilitas menjadi anggota organik merupakan kebijakan inklusif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Dedi menuturkan Jenderal Sigit yakin penyandang disabilitas mampu melakukan pekerjaan kepolisian.

"Polri pada tahun 2023 sebenarnya sudah melakukan rekrutmen terhadap kelompok disabilitas tapi untuk golongan ASN atau pegawai negeri pada Polri (PNPP). Dari kelompok itu kita pekerjakan di dua polda yaitu Polda Jogja kemudian di Polda Sumatera Selatan. Dari situ berproses, Pak Kapolri tambah yakin, 'Saya minta (difabel menjadi-red) anggota Polri'," tutur Irjen Dedi sambil menirukan perintah Jenderal Sigit padanya kala itu.

Tanah Laut – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2024, Satuan Samapta Polres Tanah Laut mengintensifkan kegiatan KRYD (Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan) pada hari Minggu (29/9). Kegiatan ini dilakukan guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) menjelang proses demokrasi yang akan berlangsung.

Dalam kegiatan tersebut, personel Sat Samapta Polres Tanah Laut melakukan patroli keliling di sejumlah wilayah strategis serta mengadakan sosialisasi dialogis atau sambang kepada masyarakat. Patroli bertujuan untuk memastikan situasi kondusif di berbagai titik dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Kapolres Tanah Laut, AKBP Muhammad Junaeddy Johnny, S.I.K., M.H. melalui Kasat Samapta AKP Duki menyatakan bahwa upaya patroli ini tidak hanya fokus pada pengamanan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga ketertiban selama tahapan Pilkada. Dalam sosialisasi tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memicu konflik serta menjaga kerukunan antarwarga.

Kegiatan KRYD ini direncanakan berlangsung secara rutin hingga selesainya Pilkada Serentak, sebagai langkah proaktif pihak kepolisian dalam memelihara keamanan dan ketertiban umum di wilayah Tanah Laut.

"Kami berharap melalui patroli dan sosialisasi ini, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya peran mereka dalam menjaga situasi yang aman dan damai selama proses Pilkada berlangsung," harap Kasat.

Pilkada Serentak 2024 akan menjadi momentum penting dalam demokrasi di Indonesia, dan upaya pengamanan serta ketertiban menjadi prioritas utama untuk memastikan proses pemilihan berjalan lancar tanpa gangguan.


Tanah Laut — Dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Bripka Catur dan Bripka Ahmad Rodli melaksanakan patroli Kamtibmas di Desa Batu Ampar. Kegiatan ini berlangsung pada malam hari dan bertujuan untuk memberikan rasa aman menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Selama patroli, kedua anggota kepolisian tersebut menyempatkan diri singgah di sebuah warung kopi, tempat berkumpulnya warga setempat. Di sana, mereka memberikan himbauan kepada masyarakat agar turut menjaga suasana aman dan damai selama proses Pilkada.

Bripka Catur mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan antarwarga dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan. “Mari kita ciptakan suasana yang kondusif agar Pilkada berlangsung dengan damai,” ujarnya.
Warga setempat menyambut baik kehadiran petugas dan mengapresiasi upaya kepolisian dalam menjaga keamanan serta memberikan informasi yang bermanfaat menjelang pemilihan. Diharapkan, dengan adanya patroli dan himbauan ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya peran mereka dalam menciptakan suasana yang aman dan damai.

Statistik Pembaca