Jumat, 14 Juni 2024

Tanah Laut – Babinkamtibmas Desa Kandangan Baru, Polsek Panyipatan, Bripka Edy Ruvi S, menghadiri kegiatan Rembuk Stunting yang dilaksanakan di Kantor Desa Kandangan Baru, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut pada hari Jum'at (14/6).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah desa dalam menanggulangi masalah stunting yang menjadi perhatian serius di wilayah tersebut. Rembuk Stunting ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta mencari solusi atas permasalahan gizi buruk yang menyebabkan pertumbuhan anak-anak menjadi terhambat.

Rembuk Stunting ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perangkat desa, kader posyandu, tenaga kesehatan, dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut. Mereka bersama-sama berdiskusi dan menyusun rencana aksi yang akan dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Desa Kandangan Baru.

Selain diskusi dan pemaparan materi mengenai stunting, acara juga diisi dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana masyarakat dapat langsung menyampaikan pertanyaan dan keluhannya terkait masalah gizi dan kesehatan anak.

Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi anak-anak semakin meningkat dan dapat bersama-sama berupaya menurunkan angka stunting di Desa Kandangan Baru.

Tanah Laut  – Bhabinkamtibmas Desa Kuala Tambangan dari Polsek Takisung bersinergi dengan Bhabinsa Koramil Takisung melaksanakan kegiatan pendampingan pelaksanaan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut. Acara ini berlangsung di Gedung Posyandu RT 12 RW 05 Desa Kuala Tambangan pada hari Kamis (13/6).

Kegiatan intervensi ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Takisung. Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi fokus utama dalam program kesehatan ini.

Bhabinkamtibmas Desa Kuala Tambangan, bersama Bhabinsa Koramil Takisung, aktif memberikan pendampingan dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang untuk anak-anak. "Kami hadir untuk memberikan dukungan dan memastikan bahwa program intervensi ini berjalan dengan baik dan efektif," ujar Bhabinkamtibmas Desa Kuala Tambangan.

Intervensi serentak ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tenaga kesehatan, kader posyandu, perangkat desa, dan orang tua balita. Mereka diberikan informasi mengenai pola makan sehat, pentingnya imunisasi, dan praktik kebersihan yang baik untuk mencegah stunting.

Dengan adanya kegiatan pendampingan ini, diharapkan upaya pencegahan stunting di Desa Kuala Tambangan dapat lebih efektif dan membawa dampak positif bagi kesehatan anak-anak di wilayah tersebut.

Dalam rangka Hari Bhayangkara ke-78, SSDM Polri menggelar serangkaian kegiatan. Salah satunya adalah penghargaan He For She 2024. Ini merupakan ajang penghargaan yang pertama kali diadakan di instansi Polri. 

Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan kampanye He For She dari UN Women. Ketua Penilaian Lomba yang diadakan SSDM Polri 2024, Kombes Pol Widy Saputra, mengatakan sejak awal Polri selalu mendukung perempuan berkarir di Kepolisian. Penghargaan ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan pimpinan Polri.

“He for She award dapat diikuti oleh semua Polda jajaran. Syaratnya peserta harus menunjukkan komitmen dukungan mereka dalam bentuk tulisan dan video. Penilaiannya nanti tergantung pada inovasi dan kreativitas peserta selain komitmen dukungan terhadap Perempuan tentunya,” ujar Kombes Pol Widy Saputra.

Polri sudah lama memberikan dukungan kepada Polwan-Polwan agar nyaman berkarir di Kepolisian. Saat ini semakin banyak Polwan yang menduduki posisi strategis di instansi Polri. Kuota penerimaan Polwan setiap tahun juga terus ditambah.

Polri memandang keberadaan Polwan sangat strategis untuk penyelesaian kasus-kasus dengan korban yang didominasi perempuan dan anak, seperti kekerasan dalam rumah tangga dan tindak pidana perdagangan orang. 

Perhatian dan perlindungan terhadap perempuan dan anak ditunjukkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dengan mengajukan pembentukan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak serta Direktorat Tindak Pidana Perdagangan Orang yang disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo. 

Atas dukungan terhadap Perempuan, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo tahun 2023 mendapat penghargaan He for She dari International Association of Women Police atau Asosiasi Polwan Internasional atas dedikasinya mendorong kemajuan Perempuan di Kepolisian. 

Jenderal Pol Listyo Sigit juga dinilai telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempromosikan dan memajukan perempuan di Kepolisian.

Pakor Polwan RI, Brigjen Pol Desy Andriani menegaskan ruang berkarir di Kepolisian semakin terasa lebih ramah bagi Perempuan. 

“Belum lama ini kami menerima audiensi UN Women. Kedatangan mereka adalah untuk menyampaikan komitmen UN Women untuk mendukung upaya Polri dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan Perempuan di lingkungan Polri,” ujar Jenderal Perempuan Bintang satu ini. 

Lebih lanjut Brigjen Pol Desy Andriani mengatakan dalam pertemuan ini juga dibahas proyeksi potensi kerjasama antara Polri dan UN Women.

Komisioner Ombudsman RI, Johanes Widijantoro, mengapresiasi jalannya rekrutmen Polri Tahun Anggaran 2024 yang melibatkan penyandang disabilitas. Widi, sapaan akrabnya, berharap langkah Polri dalam menyetarakan hak penyandang disabilitas ini ditiru oleh instansi lainnya.

"Menariknya justru karena polisi memulai, dengan secara terbuka men-declare itu, dan kemudian harusnya itu menjadi bola salju untuk instansi lain. Karena di undang-undang ketenagakerjaan kan sudah lama itu aturan 1 banding 100, kalau nggak salah. Jadi ada 1 pekerja disabilitas banding 1 pekerja yang non-disabilitas," kata Widi Ombudsman RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2024).

Widi juga berharap Polri sudah mempersiapkan dengan matang pengembangan kualitas serta pembinaan karier anggotanya yang berasal dari kelompok disabilitas. Widi menyebut kebijakan rekrutmen disabilitas akan membawa dampak positif pada Polri, jika pola pikir polisi non-disabilitas kepada polisi disabilitas setara.

"Supaya juga menunjukkan komitmen kepolisian menjadi pionir dalam dunia kerja untuk disabilitas. Nah memang spesifik kalau kita melihat dalam konteks kesempatan dan peluang yang diberikan kepada teman-teman penyandang disabilitas, pertama-tama tentu mindset atau cara pandang harusnya dimiliki juga oleh instansi pemerintah, termasuk kepolisian," ujar Widi.

Widi menuturkan langkah Polri dalam melakukan affirmative action pada kelompok disabilitas dalam proses rekrutmen anggota, termasuk wujud pemenuhan hak-hak kaum disabilitas. Oleh sebab itu dia berharap Polri juga sudah menyiapkan instrumen, sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas polisi disabilitas secara menyeluruh.

"Kalau mereka sudah memahami bahwa affirmative action ini menjadi hak penyandang disabilitas, maka tentunya kepolisian juga sudah menyiapkan instrumen dengan segala regulasi yang menyertainya, yang membuat penyandang disabilitas, itu nanti betul-betul mengikuti proses itu dengan setara tadi. Mesti dirumuskan secara komprehensif," terang Widi.

"Saya mendorong agar kepolisian lebih dari sekedar membuka lowongan atau rekrut di depan, tapi siapkan semuanya sampai ke (titik) mereka (penyandang disabilitas) bisa mandiri, menunjukkan kemampuan dirinya ya secara leluasa," imbuh dia.

Widi optimis polisi berlatar belakang disabilitas mampu bekerja dengan baik dan dapat meningkatkan kompetensinya bila didukung oleh instrumen kerja, sarana dan prasarana sesuai kebutuhan mereka oleh Polri. "Dan nanti akan terbukti kalo memang penyandang disabilitas tuh sebenarnya bukan nggak mampu. Tapi hanya persoalan hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang belum diputus itu," ucap Widi.

Karena Polri telah merekrut anggota dari kelompok disabilitas, Widi lebih lanjut berpendapat, perlunya aturan yang menjelaskan tentang jenjang karier anggota tersebut. Widi menyebut bila ada aturan soal pembinaan dan pengembangan karier bagi polisi dari kelompok disabilitas, maka akan tergambar Polri yang maju. 

"Intinya kalau orang bekerja kan pasti harus punya jenjang karier. Nah karier ada tahapan yang harus dilewati. Nah tahapan yang harus dilewati ini, pertanyaannya adalah: 'Apakah itu memungkinkan bagi mereka juga untuk mengikutinya'," tanya Widi.

"Meskipun katakanlah belum ada aturan yang detail tentang itu, kan enggak ada salahnya Polri sedikit lebih maju, progresif untuk menyiapkan itu semua," tambah Widi.

Statistik Pembaca