Jumat, 20 September 2024

Tanah Laut – Bhabinkamtibmas Desa Tungkaran Bripka Andri, menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung meriah di Masjid At-Taqwa, Desa Tungkaran, Jumat (20/9/2024). Kegiatan yang dihadiri oleh masyarakat dari berbagai kalangan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus memperingati kelahiran Rasulullah SAW.

Dalam kesempatan tersebut, Bripka Andri tidak hanya hadir sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan keagamaan di desa, namun juga menyampaikan beberapa himbauan penting menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Di hadapan jamaah, Bripka Andri menekankan pentingnya menjaga kerukunan antar warga dan menciptakan situasi keamanan yang kondusif selama proses Pilkada berlangsung.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Desa Tungkaran untuk tetap menjaga kerukunan dan toleransi antar sesama. Mari kita sikapi perbedaan pilihan dalam Pilkada dengan bijaksana dan damai. Jangan sampai ada perpecahan di antara kita karena perbedaan pandangan politik,” ujar Bripka Andri.

Ia juga menekankan peran penting tokoh agama dan masyarakat dalam menjaga suasana desa tetap aman dan nyaman, terutama saat situasi politik seringkali memanas. “Tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat berperan dalam memberikan pemahaman kepada warga untuk selalu menjaga persatuan. Jangan mudah terprovokasi oleh berita bohong atau ujaran kebencian yang bisa memecah belah,” tambahnya.

Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini berlangsung khidmat dan diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan kelancaran Pilkada 2024. Masyarakat Desa Tungkaran mengapresiasi kehadiran Bripka Andri dan himbauan yang diberikan, berharap dapat mewujudkan pemilihan yang aman, tertib, dan damai di wilayah mereka.

Dengan peringatan ini, diharapkan nilai-nilai keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menjaga persatuan dan kedamaian dapat diterapkan oleh seluruh warga Desa Tungkaran, terutama dalam menghadapi Pilkada mendatang.

Tanah Laut – Dalam rangka menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Polres Tanah Laut menggelar patroli di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tanah Laut pada Rabu (18/9).


Patroli ini bertujuan untuk memastikan keamanan di sekitar kantor penyelenggara dan pengawas pemilu, serta mencegah potensi gangguan keamanan yang bisa mengganggu persiapan pelaksanaan Pilkada serentak. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya Polres Tanah Laut untuk menciptakan suasana yang aman dan damai selama tahapan Pilkada berlangsung.

Kapolres Tanah Laut AKBP Muhammad Junaeddy Johnny, S.I.K., M.H., menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk mendukung terselenggaranya Pilkada yang aman, damai, dan demokratis.

“Kami akan terus melakukan pengawasan dan penjagaan ketat di seluruh titik strategis, termasuk kantor KPU dan Bawaslu. Diharapkan masyarakat juga dapat berperan aktif dalam menjaga situasi yang kondusif,” ujar Kapolres.

Selain patroli, Polres Tanah Laut juga akan mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban menjelang Pilkada, serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mendukung suksesnya pesta demokrasi ini.
Dengan adanya patroli rutin ini, diharapkan situasi Kamtibmas di Kabupaten Tanah Laut dapat terus terjaga, dan pelaksanaan Pilkada serentak 2024 dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan.

Siswa Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) RI, Nur Fatia Azzahra (22), merupakan seorang tunadaksa. Dia dan satu siswa Sepolwan bernama Novita Fajrin dinyatakan lolos dan memenuhi syarat mengikuti pendidikan pembentukan Bintara Polri jalur disabilitas Tahun Anggaran 2024.

Fatia menceritakan dirinya difabel sejak lahir. Perundungan dan nasihat orang tua, lanjut Fatia, adalah dua hal yang membentuk mentalnya sehingga kuat.

"Waktu SD saya pernah mengalami bullying dikarenakan saya tidak bisa olahraga voli, bully-an verbal. Saya Cuma bisa nangis dan kasih tahu orang tua kalau saya itu kenapa di-bully sama teman," cerita Fatia kepada wartawan di Sepolwan RI, Ciputat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (19/2024).

"Ayah dan ibu bilang kalau saya itu istimewa, tidak boleh minder dan malu, dan harus membuktikan kalau bisa," sambung dia.

Fatia menyampaikan sang ayah kerap mengajaknya ke luar rumah untuk sekadar bermain, hingga mengajarkan soal kemandirian. Ayah Fatia kerap mendorong Fatia untuk berani merantau.

"Dan alhamdulillah selalu dilatih ayah di depan rumah seperti diajak bermain bulu tangkis, diajak main voli. Meskipun tidak hebat, tapi akhirnya saya bisa mainnya. Ayah selalu memberikan gambaran terkait perantauan. Ayah bilang, 'Merantau akan membuat kamu lebih berkembang'," jelas Fatia sambil

Fatia mengungkapkan sang ayah pernah mengajaknya dari Bangka merantau ke Jambi. Fatia menyebut ajaran ayah membuat dirinya menemukan banyak hal untuk mandiri dan hidup setara meski kondisi fisiknya disabilitas.

"Sejak SMA saya pernah ikut ayah kuliah S2 di Jambi, Unja. Ayah memberikan gambaran soal kehidupan di perantauan. Alhamdulillahnya sampai saat ini saya merasa banyak hal yang membuat saya mandiri selama merantau," terang Fatia.

Perempuan asli Bangka Belitung (Babel) ini menjelaskan didikan orang tua menjadikan membentuk dirinya menjadi perempuan yang bertekad kuat. Contoh, meski Fatia disabilitas namun dia bersekolah di umum.

"Saya difabel dari lahir. Saya disekolahkan di sekolah reguler. Saya di SD Islam terpadu, dan SMP-SMA di negeri. Saya kuliah merantau ke Jogja, di UII Fakultas Psikologi," ucap Fatia.

Fatia lulus dengan nilai sangat memuaskan yakni cumlaude. "(IPK-nya) 3,56, kuliah 3 tahun 8 bulan," lanjut Fatia.

Ia mengaku sangat gembira saat tahu Polri membuka penerimaan anggota dari jalur disabilitas. Sulung dari dua bersaudara ini lalu menyampaikan ke orang tuanya soal keinginan menjadi polwan.

"Dari kecil saya ingin jadi polisi, tapi saya sadar diri karena kondisi saya tidak mungkin diterima. Saya cari tahu sendiri (soal penerimaan jalur disabilitas) di IG (Instagram). Awalnya orang-orang yang kenal saya tidak sangka saya mau jadi polisi, karena yang orang-orang tahu saya mau ambil S2," cerita Fatia.

Untuk diketahui, Polri melalui Biro Pengendalian Personel SSDM Polri, merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024 ini. Mereka terdiri dari 3 siswa Bintara perempuan dan 13 laki-laki.

Rekrutmen kelompok disabilitas menjadi anggota organik merupakan kebijakan inklusif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Dedi menuturkan Jenderal Sigit yakin penyandang disabilitas mampu melakukan pekerjaan kepolisian.

"Polri pada tahun 2023 sebenarnya sudah melakukan rekrutmen terhadap kelompok disabilitas tapi untuk golongan ASN atau pegawai negeri pada Polri (PNPP). Dari kelompok itu kita pekerjakan di dua polda yaitu Polda Jogja kemudian di Polda Sumatera Selatan. Dari situ berproses, Pak Kapolri tambah yakin, 'Saya minta (difabel menjadi-red) anggota Polri'," tutur Dedi sambil menirukan perintah Jenderal Sigit padanya kala itu.

Statistik Pembaca